06 Apr 2022 | Dilihat: 843 Kali

Impor Marak, PKS Pertanyakan Komitmen Jokowi Stop Impor Pangan

noeh21
      
SKOR News, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan mengaku heran dengan kebijakan pemerintah yang terus mengeluarkan izin impor untuk kebutuhan pangan.
 
Padahal, kata Johan, Jokowi selaku Presiden sudah menyatakan dengan tegas agar uang rakyat jangan dibelikan produk impor bahkan terbukti beberapa barang impor dicap sebagai produk dalam negeri.
 
“Ini sangat memprihatinkan, negara kita selalu bergantung dengan produk impor dan sepertinya arahan atau himbauan Presiden Jokowi soal bangga menggunakan produksi dalam negeri sepertinya hanya candaan dan senda gurau belaka karena faktanya data impor selalu meningkat setiap tahun,” ujar Johan.
 
Akibat impor yang merajalela, Johan mempertanyakan ketegasan Jokowi mampu hentikan impor pangan sebab menurutnya petani di dalam negeri saat ini mengalami banyak kesulitan diantaranya harga bahan pangan pokok yang terus melonjak serta naiknya harga pupuk non subsidi dan anjloknya produksi lokal akibat beban biaya produksi yang tinggi.
 
Johan mencontohkan untuk komoditas cabai dimana Pemerintah hanya bisa beralasan faktor cuaca padahal minimnya pasokan cabai dari petani karena menurunnya minat petani sebagai dampak dari rendahnya harga pada musim panen sebelumnya.
 
“Pada bulan lalu telah dilakukan impor cabai dengan jumlah sebanyak 1.572 ton yang bernilai US$ 3 juta, sementara pemerintah tidak mampu mengatasi kurangnya pasokan cabai supaya berasal dari produksi lokal dengan alasan persoalan cuaca ekstrem,” ungkap Johan setelah menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Pejabat Eselon1 dari Kementerian Pertanian di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Senin, (04/04).
 
Politisi PKS ini juga menyampaikan bahwa anjloknya produksi bawang merah harus dijelaskan oleh Pemerintah.
 
“Saya juga meminta ketegasan agar tidak dilakukan impor bawang merah pada saat puasa dan lebaran ini karena akan semakin berdampak negatif pada petani bawang,” ungkapnya.
 
Demikian juga dengan Perkiraan total kebutuhan daging sapi dari januari-mei 2022 sebesar 301.466 ton dan lagi-lagi ternyata pemerintah melakukan rencana impor pada bulan puasa ini sebesar 103.019 ton.
 
Legislator Senayan ini menyatakan sebenarnya pemerintah memiliki target produksi daging sapi sebesar 421,4 ribu ton.
 
“Jika target tersebut tercapai sebetulnya kita tidak perlu impor untuk memenuhi pasokan daging sapi sampai momen lebaran ini, jadi persoalan mendasar bagi pemerintah adalah kerja keras memberdayakan potensi peternakan nasional untuk mencapai target produksi daging sapi dan berhentilah untuk selalu mengandalkan impor daging,” tukas Johan.
 
Johan menegaskan adanya Gerakan cinta produk dalam negeri seperti yang disampaikan Presiden Jokowi agar kita berani tidak impor, harusnya dimulai dari sektor Pertanian dan peternakan karena sektor ini merupakan basis ekonomi dari kehidupan petani dan peternak kita.
 
Wakil Rakyat dari dapil NTB 1 ini menyesalkan tentang ketidakberdayaan dan kegagalan pemerintah dalam menghadapi persoalan mahalnya sejumlah komoditas pangan, seperti minyak goreng, kedelai, daging sapi dan cabe.
 
“Apalagi saat masuknya bulan puasa maka inflasi semakin meningkat, padahal sebelumnya dirinya sudah mengingatkan agar pemerintah bisa mewaspadai gejolak inflasi pangan pada tahun ini”, demikan ungkap Johan Rosihan. *Prayudi (s:setkab)