29 Apr 2024 | Dilihat: 866 Kali

Launching SAPOTA, Sinyal DDP Tidak Kompeten?

noeh21
Prof. Zudan Arif Fakrulloh Launcing Aplikasi SAPOTA
      

SKOR News, Sulawesi Barat -  Setelah aplikasi Data Desa Presisi (DDP) menggerus Puluhan Miliar APBD tanpa manfaat. Kini, muncul aplikasi Satu Portal Data (SAPOTA) yang tujuannya sama, untuk meng-integrasikan seluruh data dalam Satu Aplikasi demi memudahkan ASN bekerja, tepat dalam pengambilan kebijakan karena berbasis data akurat sehingga terget-target pembangunan tercapai dengan cepat dan baik.

Pemprov. Sulawesi Barat, (29/4) Launching aplikasi Satu Portal Data (SAPOTA) yang diluncurkan secara resmi Pj. Gubernur, Prof. Zudan Arif Fakrulloh di Ball Room Hotel Maleo, Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Barat.

Persis DDP yang juga jadi program prioritas Pj. Gubernur Sebelumnya. Kini, SAPOTA yang kegiatannya melekat pada Dinas Kominfo, juga merupakan program prioritas Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Prof. Zudan Arif Fakrulloh.

​​Lalu, apa kabar aplikasi DDP yang menghabiskan Puluhan Miliar APBD dimasa Pj. Dr. Akmal Malik yang dipopulerkan dan dibanggakan Kadis PMD, Muhammad Jaun (Kadis saat itu) sebagai aplikasi dengan akurasi data tinggi by name by addres plus by titik koordinat.

Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Prof. Zudan saat dikonfirmasi meminta agar menghubungi Kepala Dinas Kominfo, Mustari Mula. 

"Monggo, langsung ke Kadis Kominfo ya," kata Pj. Gubernur, (29/4).

Kadis Kominfo Sulawesi Barat kepada skornews menjelaskan, DDP merupakan kompilasi beberapa Data Sektor yang ada di Desa yang berkaitan dengan Penduduk, kesehatan, pendidikan, Pertanian, Lingkungan, Pemukiman. Sementara, aplikasi SAPOTA menjadi portal seluruh Data Sektor dan Data Geo Spasial.

​​​​​"Aplikasi SAPOTA diproduksi seluruh OPD di Sulbar termasuk dibagipakaikan dengan Kabupaten dan diintegrasikan dengan Portal Satu Data Indonesia," terang Kadis Kominfo kepada skornews, (29/4).

Aplikasi SAPOTA adalah perwujudan amanah Perpres 95 tahun 2018 dan Perpres No 39 tahun 2019. Dimana, pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengumpulkan dan menyajikan data sektoral.

Lebih lanjut, Tim teknis Dinas Kominfo menjelaskan. Implementasi penyajian dan pengumpulan data sektoral menggunakan aplikasi SAPOTA yang dibangun menggunakan kode sumber terbuka dan didesain untuk bisa dibagipakaikan kepada kabupaten lain di Sulbar. 

Pembangunan aplikasi dikerjakan sendiri tanpa biaya vendor, praktis biaya yang timbul relatif minim. Data yang dikumpulkan di SAPOTA adalah data-data yang dihasilkan dari proses bisnis OPD (yang dibiayai melalui program kegiatan OPD), bisa digunakan sebagai data awal perencanaan dan sebagai penilaian kinerja OPD. 

Dari sifat datanya, SAPOTA diperuntukkan bagi keterbukaan informasi publik dan digunakan pemerintah pusat untuk membangun big data pemerintah.

Mengingat sifatnya yang mandatory dan keterkaitan data ini dengan proses bisnis, perencanaan dan kinerja tiap-tiap OPD. Maka, sustainability nya bisa dijaga, terlebih roadmap satu data nasional sudah sangat jelas.

"Aplikasi ditempatkan di Pusat Data Nasional yang biaya maintenance dan opersionalnya null, sementara aplikasi dibangun oleh ASN Pemprov Sulbar yang biayanya juga null. Potensi manfaat yang besar, terlebih jika berhasil mengintegrasikan data Kabupaten," terang Tim Teknis Dinas Kominfo. *Awi