SKOR News,
Jakarta - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Diah Nurwitasari mengkritisi wacana Pertamina menghilangkan BBM Pertalite.
Dalam RDP bersama BUMN Pertamina, Rabu (3/8), Komisi VII DPR RI mendengarkan paparan mengenai beberapa progress kerja dan perencanaan yang ada dalam BUMN Pertamina.
Pertamina menyampaikan wacananya untuk menghadirkan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan diantaranya dengan menghadirkan Pertamax green 92 dan Pertamax green 95.
Politisi PKS, Diah Nurwitasari mengingatkan agar Pertamina lebih hati-hati melakukan kebijakan tersebut. Harus didalami lagi, karena ini (BBM) merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat”, ujar Diah.
Keinginan kita dalam menjaga lingkungan perlu disinergikan dengan kebijakan yang berkaitan terhadap aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia. Jangan sampai kebijakan yang dibuat mencederai kebijakan lainnya atau bahkan merugikan dan menyengsarakan rakyat.
“Sesuatu yang sifatnya positif terhadap emisi, juga harus kita sesuaikan dengan realitas yang ada di lapangan, di tengah masyarakat”, ujar Diah.
Diah juga menyoroti tentang produksi Pertamina di sumur-sumur yang berada di Luar Negeri, yang Ia Anggap memiliki prestasi yang baik.
“Saya juga memberikan apresiasi terhadap Pertamina. Pertamina dengan kapasitas perusahaan seperti sekarang tentu tidak cukup apabila hanya berada di Indonesia,” ujar Diah.
Dalam hal mengenai wacana Pertamax Green 95 oleh Pertamina, Diah Nurwitasari menyoroti tentang sumber dari bioetanol yang seharusnya mudah didapatkan di Indonesia.
“Kalau menurut saya kan juga disisi lain perusahaan perusahaan tebu nasional nah apakah memang belum bisa bekerjasama dengan yang lain untuk meningkatkan juga produksi kita ini sebetulnya harusnya memang menjadi trigger untuk ke depan juga perbaikan perkebunan tebu kita yang menarik,” ujar Diah. *
Sri (s:
fpks)