SKOR News, Jakarta - Pilkada harusnya menjadi ajang adu program, adu gagasan dari para kandidat. Jika, ada kandidat memborong semua partai politik sehingga tidak menyisakan cukup usungan kursi DPRD (20%) kepada kandidat lain dan hanya akan berhadapan dengan kotak kosong, Malu ga tuh, ya malu lah.
Hal itu disampaikan komunikolog, Dr. Emrus Sihombing dalam sesi wawancaranya di PAS FM Jakarta, (20/8).
"Calon Tunggal WAJIB MALU Berhadapan Kotak Kosong, MALU DONG. Kotak Kosong tak ubahnya dengan Politik Machiavellianisme, yaitu menghalalkan segala cara demi memperoleh kekuasaan," tutur Emrus.
Pilkada DKI Jakarta, Koalisi Indonesia Maju (KIM) + Nasdem, PKB, PKS mengusung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. RK disusung 12 Partai Politik dan hanya menyisakan PDI-P yang tidak cukup kursi DPRD untuk mengusung sendiri calon Gubernur.
Anies Baswedan dapat dipastikan tidak akan maju Pilgub DKI padahal survei litbang Kompas menempatkan Anies dengan elektabilitas paling tinggi diantara semua kandidat.
Emrus mengatakan, dalam Pilkada seyogyanya para kandidat tarung visimisi, program dan gagasan sehingga masyarakat dapat membandingkan dan menentukan pilihannya.
"Jika lawannya kotak kosong, berarti masyarakat kehilangan hak memilih pemimpinnya karena tidak punya pilihan lain," terang pakar komunikasi politik yang juga founder lembaga survey GOGO Bangun Negeri, Dr. Emrus Sihombing. *Yudi