16 Februari 2023 | Dilihat: 383 Kali
Satgas Pangan Polda Banten Bekuk Mafia Beras
noeh21
Anggota komisi IV DPR RI FPKS, drh Slamet apresiasi Perum Bulog dan Satgas Pangan Polda Banten tindak mafia beras
    
SKOR News, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso bersama Satgas Pangan Polda Banten menangkap 7 tersangka yang melakukan tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang yang melakukan penyimpangan/kecurangan distribusi beras Bulog di wilayah hukum Polda Banten.
 
Modus para pelaku tersebut adalah membeli beras medium milik Bulog seharga Rp.8300/kg lalu mengoplos serta mengganti kemasannya untuk dijual menjadi beras premium seharga Rp.12.000/kg. Aksi yang dilakukan oleh Perum Bulog bersama dengan Satgas Pangan mendapatkan apresiasi dari anggota komisi IV DPR RI dari fraksi PKS drh Slamet.
 
Slamet mengaku sangat senang dengan gebrakan yang dilakukan kedua instansi tersebut harapannya para mafia ini dapat segera mendapatkan hukuman agar tidak mengulangi perbuatannya.
 
“Kita ingin para mafia ini dikenakan hukuman yang berat mengingat mereka sudah dengan sengaja merugikan negara serta konsumen untuk kepentingan pribadi,” tegas Slamet di Jakarta, Rabu (15/02/2023).
 
Politisi senior PKS ini juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menyelidiki dan menyeret aktor penyandang dana para pelaku culas tersebut karena selama ini pemberantasan kartel pangan belum banyak menyentuh hingga ke penyandang dana baik secara individu maupun korporasi.
 
“Kita sangat bersyukur dengan terbongkarnya sindikat pengoplos beras ini namun penegak hukum perlu terus memburu siapa dibalik praktik-praktik curang sepertii ini, tangkap lalu penjarakan,” tegasnya.
 
Kemudian Slamet juga meminta agar aksi Bulog dan Satgas Pangan juga dilakukan secara serentak karena praktik seperti ini sangat mungkin terjadi di berbagai daerah.
 
Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog bersama dengan Satgas Pangan Polda Banten telah menangkap pelaku pengoplosan beras Bulog yang disinyalir merupakan para pelaku mafia beras.
 
Aksi ini merupakan buntut dari kecurigaan beberapa stakeholder pangan yang melihat harga beras yang terus mengalami kenaikan padahal Bulog sudah melakukan aksi pasar untuk menstabilkan harga beras, namun kegiatan tersebut justru dimanfaatkan oleh para pelaku untuk mendapatkan beras murah yang kemudian dioplos lalu dijual kembali dengan harga yang cukup tinggi. *Marman (s:fpks)