07 Desember 2022 | Dilihat: 330 Kali
Wakil Ketua DPRD, Abd Halim Hadiri FGD Hari Jadi Diaspora Kampung Jawa
noeh21
    
SKOR News, Sulawesi Barat - Saya merekomendasikan hari jadi Wonomulyo dimulai dari sumber catatan "Leyds", agar nantinya kita tidak menetapkan hari jadi menjadi "jadi-jadian".
 
Hal itu disampaikan sejarawan Mandar, Dr. Rahman yang juga penulis buku "Jaringan Maritim Mandar" pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Wonomulyo, Kab. Polewali Mandar, (5-7 Desember 2022).
 
FGD yang difasilitasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Prov. Sulawesi Barat H. Abd. Halim, Asisten I Pemkab Polewali Mandar Dr. Agusnia Hasan Sulur, para mantan Camat Wonomulyo, elemen masyarakat, ormas dan kepemudaan.


 
Dua narasumber FGD yakni Dr. Abdul Rahman Hamid, sejarawan Mandar yang juga dosen sejarah Universitas Negeri Lampung (UNILA) dan Adi Arwan Alimin, penulis buku Kampung Jawa di Tanah Mandar.
 
Dr. Rahman Hamid mengupas aspek sejarah kolonisasi di Indonesia sementara Adi Arwan mengurai urgensi penulisan sejarah area bekas Distrik Mapilli tersebut.
 
Focus Gruop Discussion bertajuk "Eksistensi Diaspora Kampung Jawa" berlangsung pada Tanggal, 5-7 Desember 2022. 
 
Ketua Panitia FGD, Ichsan Sahubuddin menyebut aspek kesejarahan Wonomulyo amat memikat sebagai kajian dan eksplorasi sejumlah hal progresif. 
 
"Wonomulyo ini memiliki peran strategis sebagai kawasan ekonomi dan FGD ini telah menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain, hari jadi Wonomulyo yang telah lama menjadi wacana warga," ujar Ichsan dalam keterangan persnya yang diterima redaksi skornews, (7/12).
 
Kawasan kolonis Mapilli yang mulai dirintis sejak 1 September 1937 ini mengalami perkembangan spektakuler di jazirah Mandar. Bekas tanah trans koloni ini lalu menjadi episentrum ekonomi sangat berpengaruh bagi Polewali Mandar secara khusus dan kabupaten lain di sekitarnya.
 
Adi Arwan Alimin mengulas sejarah Wonomulyo, asisten Residen Mandar W.J. Leyds yang pernah berkuasa di Mandar dari tahun 1935 hingga 1940 memberikan pemahaman baru mengenai eksistensi awal Kolonis Mapilli yang saat menjadi bagian tak terpisahkan dari Balanipa. Catatan yang ditinggalkan menjadi monumen primer bagi gagasan Hari Jadi Wonomulyo dalam sudut pandang administratif.
 
"Istilah Wonomulyo dicetuskan oleh Wedana Raden Soeparman bersama tokoh-tokoh masyarakat Jawa ketika itu, setelah Achmad Lamo mantan Komandan Yon Andi Mattalatta bertugas di Mandar. Saat itu ia mengusulkan agar Wedana Soeparman memberi nama baru bagi kawasan yang mulai berkembang saat itu. Dua dekade kemudian Achmad Lamo menjadi Gubernur Sulawesi Selatan," terang Adi Arwan. *Sri (s: Ichsan)