12 April 2021 | Dilihat: 210 Kali
Pertukaran Mahasiswa Merdeka ala Nadiem Berlaku Lintas Pulau
noeh21
    
Jakarta - Program Pertukaran Mahasiswa yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim akan dilaksanakan tahun ini.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam menyebut program ini dilakukan untuk pertukaran antar pulau.

"Syaratnya lintas pulau, tidak dalam kota/provinsi yang sama. Ini untuk membangun ke-bhineka-an kita," ucap Nizam dalam peluncuran Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Senin (12/4).

Nizam menjelaskan, program tersebut berlaku untuk mahasiswa semester 3 sampai akhir. Selama satu semester, setiap mahasiswa setidaknya akan mendapat 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Namun, tidak menutup kemungkinan bisa lebih dari 20 SKS.

"Bahkan bisa lebih kalau prestasi mahasiswa bagus. Kalau Indeks Prestasi (IP)-nya 3,8 contohnya, itu bisa ambil 24 SKS," jelasnya.

Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan bahwa mata kuliah yang akan diterima oleh mahasiswa yang mengikuti program tersebut ditentukan oleh setiap perguruan tinggi penerima.

Terkait itu, Ia menyarankan agar mahasiswa mengambil semua mata kuliah yang ditawarkan.

Namun, jika masih ada mata kuliah yang harus dituntaskan di perguruan asal atau mahasiswa tertarik untuk mengambil mata kuliah lain di perguruan tinggi yang berbeda, hal itu tetap dimungkinkan melalui pembelajaran daring.

Dia lalu mengimbau semua perguruan tinggi untuk mendorong mahasiswanya mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka.

"Ibu dan bapak kami imbau untuk bisa mendorong untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka dan tidak melarang jika ada mahasiswa yang ingin mengikuti program ini," ucapnya.

Selain itu, Nadiem juga mendesak semua perguruan tinggi untuk melakukan penyesuaian kurikulum. Dengan demikian, ketika program tersebut dilaksanakan, tidak akan ada masalah yang berarti.

"Perguruan tinggi segera melakukan penyesuaian kurikulum guna mempermudah konversi dan pengakuan SKS mahasiswa. Hal ini merupakan tugas dan kewajiban ibu/bapak sekalian. Jangan sampai ada mahasiswa yang dipersulit dalam konversi dan pengakuan SKS nya," ujarnya.