SKOR News, Jakarta - Awalnya, pertalite didesign Direksi lama untuk mengurangi konsumen premium. Premium dibatasi, pertalite digenjot. sekarang, pertalite juga dibatasi dan memaksa rakyat pindah ke pertamax.
Yang pasti Pemerintah telah berhasil turunkan subsidi BBM dari Rp 210 Triliun menjadi Rp 79 Triliun dalam 5 tahun.
Artinya, selama 5 tahun rakyat membatu Pertamina (Negara) Rp 20 Triliun/tahun. Tidak ada gaduh, semua dilakukan demi membantu Negara. Suatu harmoni yang seharusnya.
Hal tersebut diulas Anggota BPK RI, Achsanul Qosasi di akun twitter nya, (10/7) lalu. Menurutnya, Pergeseran ke Pertamax pasti suatu saat terjadi, dan pertamax akan bersaing dengan Shell, Total, Vivo, AKR. BBM di pasar bebas.
Rakyat pasti siap bantu pertamina, tinggal Pertamina yang harus lebih effisien, kurangi beban.
Karena persaingan BBM akan ketat, yang effisien yang akan menang. Rakyat akan rasional, jika harga Pertamax tak bisa bersaing, maka pasar akan memilih yang terbaik, walaupun sedikit lebih mahal.
"Jangan pernah membandingkan harga BBM kita dengan Negara Asia Tenggara (Singapur, thailand, malaysia dll) karena mereka bukan penghasil minyak. Jadi wajar harga lebih mahal," terang Achsanul.
Di Asia tenggara Penghasil minyak setelah Indonesia adalah Brunei. Berapa harga BBM RON 90 di Brunei? Rp 5.500/liter dengan subsidi negara.
Achsanul mengatakan bahwa saat ini terdapat 74 KKKS (Kontrkator Kerjasama) yang mengebor Migas negeri kita, dengan Lifting 700 ribu barrel/hari, 70% dilakukan asing.
"Jangan sampai asing ambil minyak dari kita, justru jual dengan harga murah di negaranya dan mereka cadangkan untuk kepentingan rakyatnya sementara Indonesia tidak punya kilang yang cukup," tutur Achsanul.
Presiden selalu menekankan (mewajibkan) Pertamina segera membangun Kilang, tak pernah terealisir.
Negara lain siap investasi kilang, UEA, Oman, tak lanjut, berhenti ditahap MOU, entah karena mereka tidak capable atau faktor lain.
Indonesia terakhir bangun kilang 1994, satu-satunya cara adalah menghemat BBM (bukan hanya dengan menekan Subsidi) tapi mengurangi pemakaian BBM.
“Gerakan Hemat BBM” ini harus kita mulai dari Pengelola Negara. Misalnya dengan mengurangi rombongan iring-iringan kunjungan.
Rakyat akan manut dan mengikuti, Kita tidak akan seperti Sri-Langka karena Indonesia memilki kekayaan alam yang luar biasa. Sawit, Nikel No 1 di dunia, Batubara dan Timah No 2 di dunia, belum lg kekayaan migas serta laut dan hutan.
Kita jaga dengan slogan pepatah dahsyat pendahulu, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. sri (s:@achsanulQosasih)