SKOR News,
Jakarta - Program dan kegiatan yang hanya bersifat simbolis atau mercusuar pada percetakan petani meillenial perlu dihindari, tahapan-tahapannya harus jelas, terukur dan berorientasi pada kinerja yang berujung pada pencapaian tujuan”, kata Akmal.
Pernyataan itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin dan meminta Kementerian Pertanian tidak terjebak euforia peningkatan petani milenial tanpa memperhatikan hal substansi untuk dilakukan tahap demi tahap.
Akmal menjelaskan, istilah generasi
millennial memang sedang akrab terdengar, petani milenial adalah petani yang berusia antara 19-39 tahun. Gerakan dibentuknya petani milenial diyakini dapat mensejahterakan kehidupan berbangsa.
Politisi PKS menekankan pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dimana jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8% atau setara dengan 2,7 juta orang.
“Angka 2,7 juta orang petani muda ini jangan dahulu diklaim hasil program pemerintah tapi urai dahulu penyiapan petani muda ini sejak usia dini, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga universitas. Apa program pemerintah di sektor pertanian untuk memulai memasukkan ilmu pengetahuannya pada dunia pendidikan dan pelatihan”, tuturnya.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengharapkan, ada ekstrakurikuler yang mulai masuk pada pendidikan nasional mengenalkan ilmu pertanian dan pangan yang seutuhnya. SDM mulai dipersiapkan sejak usia belia sehingga cita-cita untuk berkecimpung di dunia pertanian pangan semakin bergelora dengan semangat inovasi dan kreativitas.
“Bila perlu, Kementerian Pertanian ada program beasiswa kekhususan bagi anak didik yang berprestasi dimana ada syarat untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan khusus yang disusun secara sistemik membangun kesadaran anak didik untuk terjun berkecimpung di dunia pertanian modern”, tukasnya
Pria kelahiran Bone ini mengajukan gagasan, agar program kementerian pertanian masuk di semua jenjang pendidikan minimal pelajaran pilihan pada ekstrakurikulernya mulai dari SD hingga universitas.
Penyiapan SDM pertanian milenial ini memang tidak dapat diraih instan. Perlu Jangka waktu yang cukup lama, berjenjang, bertahap yang nantinya akan menemukan bakat-bakat tersembunyi pada anak-anak muda putra putri bangsa. Pekerjaan yang tidak perlu pencitraan ini perlu kebesaran jiwa para pemimpin bangsa, karena hasil dari pencapaian target terciptanya petani millennial ini tidak saja tercapai satu periode kepemimpinan bangsa, namun boleh jadi dua atau tiga periode baru akan tercapai”, tutup Andi Akmal Pasluddin. *
Marman (
s:fpks)