SKOR News,
DKI Jakarta - 76 tahun lalu, 19 September 1945, satu bulan setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, sekitar 300 ribu orang berkumpul di Lapangan Ikada yang dikenal sebagai Monas, sekarang.
Ratusan ribu warga bergerak dari Jakarta dan sekitarnya memilih untuk menunjukkan sikap, bukan hanya mendukung pemimpinnya tapi menyatakan siap melawan penjajahan.
Penduduk Jakarta waktu itu berkisar 623 ribu orang, berkumpul di lapangan Ikada sekitar 300 ribu orang. Separuh penduduknya mengirimkan pesan "Kami menuntut kemerdekaan total dan kami siap untuk menghibahkan nyawa mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan sebulan sebelumnya".
Rapat Raksasa Ikada telah mengubah pesan tentang proklamasi yang tadinya dianggap hanya ciptaan segelintir kaum intelektual di masanya, peristiwa Ikada menjadi sebuah dorongan moral kebangkitan kekuatan rakyat yang kemudian menginspirasi kebangkitan rakyat di seluruh Indonesia.
Perjuangan mereka 76 tahun lalu adalah untuk menggulung kolonialisme melalui kemerdekaan. Perjuangan kita hari ini adalah untuk menggelar keadilan sosial, sebuah proses yang masih terus berjalan.
"Pagi hari ini kita sama-sama memperingati sebuah peristiwa yang mengukuhkan tegaknya Republik Indonesia, Rapat Raksasa IKADA," kata Anies dikutif dari laman
facebooknya, (20/9).
Melalui kemerdekaan mereka berjanji melindungi, mencerdaskan, memajukan kesejahteraan umum dan terlibat dalam ketertiban dunia. Tujuannya akhirnya, di dalam pembukaan UUD 1945 yaitu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Gunernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menambahkan, kami yang berseragam di pemerintahan punya tanggung jawab atas nama negara, punya tugas menuntaskan janji kemerdekaan itu.
"Mari kita sama-sama teruskan tujuan bernegara yang dicita-citakan oleh pendahulu kita pada saat mereka datang di lapangan Ikada. Kita tuntaskan dengan semangat kolaborasi dan Insya Allah mengantarkan kita pada kerja kolosal mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. *
Nuhroji