SKOR News,
Jakarta - Lonjakan kasus Covid-19 telah meningkatkan kematian, selain pasien yang meninggal selama perawatan di rumah sakit, banyak masyarakat melaporkan kematian anggota keluarga atau rekan mereka di rumah saat menjalani isolasi mandiri.
Fenomena ini menjadi potret nyata "kolapsnya" fasilitas kesehatan yang menyebabkan pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan layanan medis yang layak. Situasi ini diperparah oleh komunikasi risiko yang buruk yang menyebabkan sebagian masyarakat menghindari untuk ke rumah sakit dan memilih isolasi mandiri.
Berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di sosial media Twitter, berita online dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19, menemukan sedikitnya 265 korban jiwa yang meninggal dunia positif Covid-19 dengan kondisi sedang isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan dan ketika menunggu antrean di IGD Rumah Sakit. Kematian di luar fasilitas kesehatan ini terjadi hanya selama bulan Juni 2021 hingga 2 Juli 2021 .
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah abai memenuhi hak atas kesehatan warganya di masa pandemi, seperti yang dijamin oleh Undang-undang Kekarantinaan Kesehatan No. 6 Tahun 2018. Undang-undang ini menjamin bahwa di masa pandemi, setiap warga negara berhak mendapatkan layanan medis yang semestinya yang dijamin dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebanyak 265 Korban jiwa tersebut tersebar di 47 Kota dan Kabupaten dari 10 Provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Kepulauan Riau, Riau, dan NTT.
Provinsi yang terekam cukup banyak mengalami kematian di luar RS adalah Jawa Barat sejumlah 97 kematian dari 11 kota/kabupaten.
Temuan provinsi dengan sebaran terbanyak yakni ada di Jawa Tengah yang kejadiannya muncul di dua belas kota/kabupaten.
Kementerian Kesehatan membantah rilis LaporCovid19 terkait kolapsnya fasilitas kesehatan, informasi terkait 269 pasien isolasi mandiri yang meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan (faskes) akan dicek kenenarannya. Juru bicara Kemenkes kepada wartawan mengatakan bahwa pasien yang meninggal itu diduga disebabkan keterlambatan penanganan.
"Yang bisa isoman ada kondisi tertentu, sebaiknya segera ke IGD saja, jangan isoman di rumah, masih banyak rumah sakit yang mengkonversi tempat perawatannya dan menampung pasien Covid. Kita butuh ketegasan Kepala Daerah menyediakan fasilitas membantu kondisi seperti ini," kata dr. Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan (3/7/). *
Awi (
S:SP.LaporCovid19)